Menata Kembali Peradaban Islam dari Indonesia

Authors

  • Muhdi Muhdi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.15642/qurthuba.2017.1.1.65-85

Keywords:

mainsett, kesadaran kolektif, interfaith dialogue, inklusifisme dan retrospeksi

Abstract

Peradaban Islam pernah berjaya pada abad VII-XIV Masehi. Banyak karyakarya besar ilmuwan Muslim antara lain seperti Al Biruni (fisika, kedokteran), Jabir Haiyan (kimia), Al-Khawarizmi (matematika), Al Kindi (filsafat), Ibnu Khaldun (politik, sosiologi), Ibnu Sina (kedokteran), Ibnu Rusyd (filsafat), dan lain sebagainya. Namun kejayaan Islam tersebut disabotase oleh Barat dan diklaim sebagai milik mereka. Barat dengan berbagai ideologi seperti materialisme, kapitalisme, liberalisme, sekularisme dan sebagainya justru gagal dan menenggelamkan peradaban Islam hingga saat ini. Namun, dengan berkembangnya berbagai tesis para tokoh non-Islam seperti Francis Fukuyama dan Samuel P. Huntington yang menyimpulkan berubahnya siklus ideologi dari Barat ke Islam sebagai alternatif ideologi masa depan, ditambah lagi dengan hasil riset Pew Forum on Religion and Public Life Januari 2011 tentang menguatnya jumlah populasi komunitas
muslim dunia yang diprediksi tahun 2030 akan bertambah dua kali lebih cepat dibandingkan penduduk non muslim, maka bukan tidak mungkin peradaban Islam akan lahir dari Indonesia sebagai negara terpadat ke-4 dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Apalagi Indonesia bercirikan pluralistik sama dengan Madinah zaman Rosul. Skenario grand design untuk menata kembali peradaban Islam bisa dimulai dari bumi Indonesia di era mendatang. Ada beragam tawaran solusi konsep, langkah konkret, strategi dan metodologi untuk mengarah pada upaya menata peradaban Islam, antara lain pertama, adanya
perubahan mainsett, kesadaran kolektif serta ketauladanan para tokoh dan pemimpin. Kedua, membangun dialog antar-agama (interfaith dialogue).
Ketiga, mengadopsi kultur Nabi di Madinah. Keempat, penegakan supremasi hukum tanpa tebang pilih. Kelima, membumikan sikap
inklusifisme. Keenam, retrospeksi menyeluruh di internal umat Islam.

Kata kunci : , , , , , ,
mainsett, kesadaran kolektif,, , , .

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2017-09-04

How to Cite

Muhdi, M. (2017). Menata Kembali Peradaban Islam dari Indonesia. Qurthuba: The Journal of History and Islamic Civilization, 1(1), 65–85. https://doi.org/10.15642/qurthuba.2017.1.1.65-85

Issue

Section

Articles