Kematian Di Atas Panggung Eksperimental: Dekonstruksi dalam Naskah Lakon RE Karya Akhudiat

Authors

  • Ahmad Faishal Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.15642/suluk.2022.4.1.34-46

Keywords:

RE, Akhudiat, ritual kematian, dekonstruksi

Abstract

Kematian merupakan misteri kehidupan yang sangat rahasia. Kematian berhubungan erat dengan prosesi dan ritual sesuai dengan adat dan istiadat. Tulisan ini mengkaji naskah lakon RE sebagai objek material penelitian. Naskah lakon Akhudiat mengusung ihwal kematian sebagai ide pokok mengajak pembaca untuk memikirkan ulang seputar makna, proses, kebiasaan dan sikap masyarakat tentang ritus kematian. Naskah teater ini juga berupaya merepresentasikan batas-batas realitas (dunia) dengan realitas pasca kematian (alam barzah). Untuk memahami naskah drama Akhudiat dibutuhkan sebuah strategi untuk dapat menangkap makna, menemukan gagasan, peran, karakter, hubungan antar tokoh, konflik, setting, alur, artistik dan penyelesaian. Bahkan sampai pada upaya melakukan pemberontakan terhadap naskah itu sendiri (entah adaptasi atau inspirasi). Oleh sebab itu, dalam usaha membaca sistem semiotik yang terkandung di balik teks lakon peneliti mengoptimalkan pembacaan dekonstruksi. Tulisan ini menggunakan metode konten analisis dengan pendekatan dekonstruksi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Akhudiat, A. (2014). Antologi 5 Lakon Akhudiat. Lamongan: Pagan Press.

Al-Fayyadl, M. (2006). Derrida. Yogyakarta: LKiS.

Anggraeni, A. S., & Putri, G. A. (2021). Makna Upacara Adat Pemakaman Rambu Solo’ di Tana Toraja. Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni Dan Budaya, 3(1). https://doi.org/10.30998/vh.v3i1.920

Ansari, I. (2017). Paradigma Dramaturgi Seni Pertunjukan (S. Sarwanto, ed.). Surakarta: ISI Press.

Arismunandar, S. (2008). Dekonstruksi Derrida dan Pengaruhnya Pada Kajian Budaya. Retrieved from https://www.academia.edu/4929364/Dekonstruksi_Derrida_dan_Pengaruhnya_Pada_Kajian_Budaya

Atikurrahman, M., & Ilma, A. A. (2021). Talkin Kematian Romantik Yang Berulang: Max Havelaar, Sitti Nurbaya, dan Kolonialisme. In E. Saparudin (Ed.), Manis Tapi Tragis: Kisah Saijah-Adinda dalam Max Havelaar (pp. 176–193). Retrieved from http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/1742/

Barker, C. (2009). Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Budiono, B. (2016). Orang Jawa Memaknai Kematian. In T. Koesbardiati (Ed.), Kematian Perspektif Antropologi. Surabaya: Airlangga University Press.

Dewojati, C. (2014). Drama-Drama Indonesia Kajian Multiperspektif. Yogyakarta: Aksara Indonesia.

Endraswara, S. (2014). Metode Pembelajaran Drama: Apresiasi, Ekspresi dan Pengkajian. Jakarta: Center of Academic Publishinng Service (CAPS).

Faishal, A., & Hariyanto, M. (2018). Dekonstruksi Lakon Graffito. Parafrase: Jurnal Kebahasaan Dan Kesastraan, 18(2), 29–39. Retrieved from http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/parafrase/article/view/1719

Faishal, A., & Hariyanto, M. (2019). Strategi Aktor Menafsir Naskah RE. GETER : Jurnal Seni Drama, Tari Dan Musik, 2(2). https://doi.org/10.26740/geter.v2n2.p22-34

Faruk, F. (2008). Pascastrukturalisme: Teori, Implikasi, Metodologi, dan Contoh Aplikasi. Jakarta: Pusat Bahasa.

Haryatmoko, H. (2016). Membongkar Rezim Kepastian Pemikiran Kritis Post-Strukturalis. Yogyakarta: Kanisius.

Haryono, T. J. S. (2016). Kematian: Sebuah Pandangan Hidup dan Ritual Masyarakat Jawa. In T. Koesbardiati (Ed.), Kematian Perspektif Antropologi. Surabaya: Airlangga University Press.

Ilma, A. akbar, & Bakthawar, P. (2020). Memaknai Upacara Kematian dalam Bingkai Lokalitas Budaya Indonesia: Studi Kasus Tiga Cerpen Pilihan Kompas. Suluk : Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 2(1), 14–22. https://doi.org/10.15642/suluk.2020.2.1.14-22

Koesbardiati, T. (2016). Kematian Perspektif Antropologis. Surabaya: Airlangga University Press.

Manshur, F. M. (2019). Kajian Teori Formalisme dan Strukturalisme. SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities, 3(1). https://doi.org/10.22146/sasdayajournal.43888

Mustopo, H., Kumalaningrum, R., Soetrisno, A., Ashar, M., & Adyarani, A. (1984). Upacara Tradisional (Upacara Kematian) Daerah Jawa Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Pane, A. (2000). Mengapa Pengarang Modern Soeka Mematikan. In E. U. Kratz (Ed.), Sumber Terpilih: Sejarah Sastra Indonesia Abad XX (Pertama, pp. 104–113). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Pradopo, R. D. (1999). Semiotika: Teori, Metode, Dan Penerapannya Dalam Pemaknaan Sastra. Jurnal Humaniora, 11(1). https://doi.org/10.22146/jh.628

Siregar, M. (2019). Kritik Terhadap Teori Dekonstruksi Derrida. Journal of Urban Sociology, 2(1). https://doi.org/10.30742/jus.v2i1.611

Siswanto, J. (1994). Metafisika Derrida. Jurnal Filsafat, 18(Mei). Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/222966-metafisika-derrida.pdf

Suadityawan, I. P., Kebayantini, N. L. N., & Suka Arjawa, I. G. P. B. (2015). Interaksi Sosial Dalam Pelaksanaan Ritual Keagamaan Masyarakat Hindu-Bali: Studi Pada Ritual Ngaben di Krematorium. Jurnal Ilmiah Sosiologi, 1(03).

Subagya, T. (2005). Menemui Ajal: Etnografi Jawa tentang Kematian. Yogyakarta: Kepel Press.

Published

2022-06-28

How to Cite

Faishal, A. (2022). Kematian Di Atas Panggung Eksperimental: Dekonstruksi dalam Naskah Lakon RE Karya Akhudiat. SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 4(1), 34–46. https://doi.org/10.15642/suluk.2022.4.1.34-46

Issue

Section

Articles