Anasir-Anasir Kisah Perjalanan dalam Helen dan Sukanta: Travel Writing Carl Thompson

Authors

  • Ahmad Taqiyuddin Hidayah UIN Sunan Ampel Surabaya
  • Asep Abbas Abdullah UIN Sunan Ampel Surabaya
  • Moh Atikurrahman UIN Sunan Ampel Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.15642/suluk.2022.4.1.47-56

Keywords:

Helen dan Sukanta, Pidi Baiq, sastra perjalanan, Carl Thompson

Abstract

Tulisan ini menempatkan Helen dan Sukanta sebagai teks bergenre perjalanan. Sepintas lalu narasi novel Pidi Baiq ini seperti memusat pada kisah sejoli dari senjakala kolonialisme Hindia Belanda. Helen, seorang perempuan keturunan Belanda yang lahir dan tumbuh di sebuah kawasan perkebunan di pedalaman Ciwidey, Bogor jatuh hati pada Sukanta. Kisah asmara mereka kandas lantaran perbedaan rasial. Tragedi itu sendiri diceritakan oleh protagonis kepada narator utama novel yang kebetulan tengah melawat ke Belanda. Oleh sebab itu, kisah Helen tersebut sangat bergantung pada bagaimana sikap dan posisi narator novel untuk merespon dan merepresentasikan kenangan protagonis. Dalam penelitian ini novel Baiq dikaji sebagai representasi sastra perjalanan. Sebuah catatan yang bersumber pada aktivitas perjalanan bagi Carl Thompson mengemukakan beberapa pokok penting, yakni informasi atau keadaan riil belahan dunia lain (reporting the world), sikap pribadi seorang (revealing the self), dan respon terhadap orang asing (respresenting the other) yang notabene berbeda budaya. Secara umum penggambaran novel menempatkan narator sebagai pelancong merupakan diri (self) yang secara aktif bersikap sehingga menentukan jalan cerita dalam Helen dan Sukanta.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Atikurrahman, M., & Ilma, A. A. (2021). Talkin Kematian Romantik Yang Berulang: Max Havelaar, Sitti Nurbaya, dan Kolonialisme. In E. Saparudin (Ed.), Manis Tapi Tragis: Kisah Saijah-Adinda dalam Max Havelaar (pp. 176–193). Retrieved from http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/1742/

Austenfeld, A. M. (2006). The revelatory narrative circle in Barbara Kingsolver’s The Poisonwood Bible. JNT-Journal of Narrative Theory, Vol. 36. https://doi.org/10.1353/jnt.2007.0000

Baiq, P. (2019). Helen dan Sukanta. Bandung: The Panasdalam Publishing.

Cuddon, J. A. B. (1999). The Penguin Dictionary of Literary Terms and Literary Theory. London: Penguin Book.

Ekasiswanto, R. (2017). Penggambaran Dunia dalam The Naked Traveler 1 Year Round-The-World Trip Karya Trinity. SEMIOTIKA: Jurnal Ilmu Sastra Dan Linguistik, 18(1). https://doi.org/10.19184/semiotika.v18i1.5182

Genette, G. (1980). Narrative Discourse: An Essay in Method. Oxford: Blackwell.

Hellwig, T., & Klokke, M. J. (1985). Focalization and theme; Their interaction in Orang-Orang Bloomington. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 141(4), 423–440. https://doi.org/10.1163/22134379-90003375

Karsono, S. (2021). Flâneur, Popular Culture and Urban Modernity: An Intellectual History of New Order Jakarta. Asian Studies Review, 45(2). https://doi.org/10.1080/10357823.2020.1784092

Kiranawati, B. I. (2021). Konflik Sosial dalam Novel Helen dan Sukanta Karya Pidi Baiq. Jurnal Penelitian, Pendidikan, Dan Pembelajaran, 16(4), 19–27. Retrieved from http://riset.unisma.ac.id/index.php/jp3/article/view/9668

Kurniawati, N., & Atikurrahman, M. (2021). Le Flâneur du tiers monde: diri, liyan, dan kisah perjalanan dalam Bon Voyage Monsieur Le Président! SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 3(1). https://doi.org/10.15642/suluk.2021.3.1.72-84

Lindsay, C. (2015). Travel Writing and Postcolonial Studies. In C. Thompson (Ed.), The Routledge Companion to Travel Writing. https://doi.org/10.4324/9780203366127-12

Luxemburg, J. Van, Bal, M., & Weststeijn, W. G. (1986). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mashlihatin, A. (2015). Penggambaran Dunia dalam Novel Perjalanan 99 Cahaya Di Langit Eropa. Poetika, 3(1). https://doi.org/10.22146/poetika.v3i1.10427

Nasution, A. A. (2015). Gambaran Diri Andrea Hirata Dalam Novel Edensor: Konsep Travel Writing Carl Thompson. Poetika, 3(1). https://doi.org/10.22146/poetika.v3i1.10425

Niederhoff, B. (2014). Focalization. In Handbook of Narratology (pp. 197–205). https://doi.org/10.1515/9783110316469.197

Nursafa’ah, K. R. (2021). Subaltern dalam novel helen dan sukanta karya pidi baiq (Universitas Wijaya Kusuma Surabaya). Retrieved from https://erepository.uwks.ac.id/8222/

Onghokham, O. (1991). Kekuasan dan Seksualitas: Lintasan Sejarah Pra dan Masa Kolonial. Jurnal Prisma, 7(Seks dalam Jaring Kekuasaan), 15–23.

Prastowo, G., & Wijaya, I. A. (2020). Representing Others Carl Thompson dalam Novel Traveler’s Tale: Belok Kanan Barcelona. Diksi, 28(1). https://doi.org/10.21831/diksi.v28i1.30040

Purwaningsih, N. S. (2015). Subjektivitas dalam Cerita Perjalanan Novel Lumbini Karya Kris Budiman. Poetika, 3(1). https://doi.org/10.22146/poetika.v3i1.10432

Sastrowardoyo, S. (1983). Sastra Hindia Belanda dan Kita. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudibyo, S. (2002). Sang Lain Di Mata Ego Eropa: Citra Manusia Terjajah dalam Sastra Hindia-Belanda. Jurnal Humaniora, 14(2), 173–183. Retrieved from https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/755

Thompson, C. (2011). Travel Writing. London: Routledge.

Trisandi, K. D. (2021). Analisis nilai-nilai moral pada novel Helen dan Sukanta Karya Pidi Baiq (Universitas Muhammadiyah Palembang). Retrieved from http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/17548/

Upstone, S. (2009). Spatial Politics in The Postcolonial Novel. United Kingdom: Routledge.

Zulfadri, S. (2021). Gaya Bahasa Perbandingan dalam Novel Helen dan Sukanta Karya Pidi Baiq (STKIP PGRI Sumatera Barat). Retrieved from http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/13233/

Published

2022-06-28

How to Cite

Hidayah, A. T., Abdullah, A. A., & Atikurrahman, M. (2022). Anasir-Anasir Kisah Perjalanan dalam Helen dan Sukanta: Travel Writing Carl Thompson. SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 4(1), 47–56. https://doi.org/10.15642/suluk.2022.4.1.47-56

Issue

Section

Articles